Risiko usaha adalah hal yang mengacu pada ancaman terhadap kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan finansial. Itu berarti perusahaan tersebut tidak berjalan seperti yang diharapkan, tidak memenuhi target, atau tidak mencapai tujuannya. Ketika perusahaan mengalami tingkat risiko usaha yang tinggi, hal itu dapat mengganggu kemampuan bisnis dalam mempertahankan kestabilan finansialnya. Walaupun risiko usaha adalah hal yang terlihat ‘buruk’, beberapa perusahaan yang sukses juga sadar bahwa mereka harus mengambil risiko tertentu untuk meningkatkan keuntungan, mengungguli pesaing, dan meningkatkan pangsa pasar mereka.
Sumber risiko bisnis mungkin saja bervariasi, tetapi secara umum berkisar pada perubahan selera atau permintaan konsumen, keadaan ekonomi, dan aturan dari pemerintahan. Pebisnis perlu mengelola risiko secara efektif, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor internal, misalnya ketika CEO perusahaan membuat keputusan tertentu yang memengaruhi keuntungan atau pelanggaran yang tidak tepat. Sedangkan faktor eksternal dapat berupa kenaikan bahan baku produksi, persaingan bisnis yang semakin ketat, atau pandemi.
Meskipun perusahaan tidak dapat sepenuhnya menghindari risiko bisnis, mereka dapat melakukan strategi manajemen risiko untuk mengantisipasi serta mempersiapkan kemungkinan risiko di masa mendatang. Strategi manajemen risiko yang efektif dapat membantu perusahaan mengidentifikasi risiko potensial, mengelolanya, dan bahkan menghilangkan risiko yang dianggap berbahaya. Strategi ini juga menunjukkan peluang untuk dapat meningkatkan pengalaman pelanggan dan meningkatkan visibilitas merek.
Pebisnis tidak bisa mengelola tiap jenis risiko usaha dengan cara yang sama. Mereka harus memahami jenis risiko apa yang sedang dihadapi untuk menanganinya dengan tepat. Berikut adalah 6 jenis risiko usaha yang secara umum terjadi pada banyak perusahaan.
1. Risiko Strategis
risiko strategis terjadi ketika bisnis tidak beroperasi sesuai dengan model atau rencana bisnisnya. Ketika sebuah perusahaan tidak beroperasi sesuai dengan rencana bisnis, strategi yang digunakan menjadi kurang efektif. risiko strategis bisa terjadi kapan saja. Misalnya, ketika perusahaan memproduksi laptop tanpa layar sentuh, tetapi tiba-tiba preferensi konsumen berubah dan menginginkan laptop dengan fitur layar sentuh. Untuk menghadapi risiko semacam itu, perusahaan harus memahami dengan baik apa yang sebenarnya diinginkan pelanggan.
2. Risiko Regulator
risiko regulator melibatkan perusahaan yang harus mematuhi aturan baru yang ditetapkan oleh pemerintah atau badan pengatur. Semua industri memiliki undang-undang dan peraturan yang harus dipatuhi. Semakin besar perusahaan, maka semakin komplek peraturannya. Misalnya, jika ada aturan tentang upah minimum terbaru, perusahaan harus segera menerapkannya.
3. Risiko Operasional
Risiko operasional terjadi dalam sistem atau proses bisnis. Untuk jenis ini dapat muncul dari dalam perusahaan, terutama ketika proses operasional dalam perusahaan gagal dilakukan. Bisnis perlu merampingkan dan memantau semua proses internal untuk memastikan bahwa pelanggan menerima nilai dari produk/layanan bisnis yang Anda tawarkan. Misalnya, salah satu mesin produksi rusak sedangkan target produk belum terpenuhi. Perusahaan harus memikirkan cara untuk menghadapi masalah internal operasional seperti ini.
4. Risiko Finansial
Risiko finansial mengacu pada kesehatan keuangan perusahaan. risiko finansial mencakup peristiwa ekonomi global, kenaikan suku bunga pinjaman, kurangnya cash flow, atau pelanggan yang tidak membayar. Perusahaan harus menerapkan manajemen risiko untuk menghindari kerugian finansial perusahaan. Usahakanlah untuk meminimalkan pengeluaran dan hutang. Perusahaan harus memantau dan menghadapi penurunan ekonomi untuk menghindari kehancuran finansial.
5. Risiko Teknologi
Mempertimbangakan risiko teknologi untuk era digital seperti saat ini mungkin sudah menjadi salah satu keharusan. Dari perspektif enterprise risk management (ERP), cyber security menjadi salah satu perhatian penting dalam perusahaan. Bisnis harus menerapkan langkah keamanan yang tepat untuk setiap aplikasi dan database untuk mencegah adanya risiko yang pencurian data. Bahkan dengan munculnya layanan berbasis cloud yang mempercepat operasi bisnis atau bahkan sistem pencadangan data, risiko teknologi akan tetap ada.
6. Risiko Persaingan
Banyak perusahaan yang merasa sudah mapan dan terlalu nyaman sehingga melupakan lingkungan bisnis yang sebenarnya sangat kompetitif. Perusahaan harus terus berinovasi dengan memantau tren pasar dan menciptakan produk atau layanan baru yang memberikan nilai bagi pelanggan. Setiap bisnis harus terus berinovasi, tumbuh, dan tetap up to date pada tren serta teknologi terbaru. Penelitian tren pasar dengan cara yang tepat dapat membantu perusahaan mengetahui apa yang diharapkan, diinginkan, dan dibutuhkan pelanggan.
Risiko bisnis adalah hal yang tidak dapat sepenuhnya dihindari karena tidak dapat diprediksi. Dengan mengidentifikasi 6 jenis risiko yang banyak terjadi dalam bisnis, perusahaan dapat secara efektif mengelola, mengurangi efek negatif, dan kemudian menghasilkan bisnis yang sukses. Idealnya, strategi manajemen risiko akan membantu perusahaan lebih siap dalam menghadapi risiko saat itu terjadi. Identifikasilah semua sumber risiko dalam rencana bisnis dan buatlah rencana untuk menangani risiko sebelum menjadi masalah besar.
Bisnis Anda membutuhkan solusi yang secara otomatis dapat membantu Anda memahami apa yang diinginkan pelanggan berdasarkan riwayat pembelian sehingga pemetaan risiko usaha semakin mudah. Qiscus hadir untuk membantu Anda memahami apa yang diinginkan pelanggan melalui percakapan dan analisisnya. Datang dan katakan kepada kami di sini untuk merasakan manfaat fitur Qiscus secara langsung.