Inventory management adalah proses pengelolaan dan pengontrolan atas persediaan produk yang akan didistribusikan oleh perusahaan kepada konsumen. Proses ini mengatur seluruh arus keluar masuk barang, mulai dari pembelian atau produksi barang hingga penjualan ke konsumen. Inventory management memungkinkan perusahaan mengelola dan mengontrol jumlah produk yang tepat pada tempat, di waktu, dan dengan harga yang tepat pula. Selain itu, inventory management membantu perusahaan mengetahui jumlah produk yang dimiliki, kapan produk akan habis, dan kapan harus mengisi ulang kembali produk.
Inventory management sangat penting untuk kesehatan perusahaan karena membantu memastikan bahwa jumlah stok produk yang tersedia tidak terlalu banyak ataupun terlalu sedikit. Hal ini memudahkan perusahaan untuk tetap dapat memenuhi permintaan konsumen tanpa harus membuat pelanggan menunggu dan menghindari kemungkinan pelanggan beralih ke pesaing. Jika perusahaan tidak menerapkan inventory management yang baik maka perusahaan akan kesulitan dalam memperoleh keuntungan.
Salah satu ukuran inventory management yang baik, yaitu dengan melihat perputaran inventaris atau inventory turnover. Dalam pengukuran akuntansi, perputaran inventaris mencerminkan seberapa sering stok terjual dalam suatu periode. Perusahaan tentunya tidak menginginkan stok menumpuk karena penjualan yang tidak seimbang. Perputaran inventaris yang buruk dapat menyebabkan dead stock atau stok yang tidak terjual dan membawa resiko pembusukan, pencurian, kerusakan atau pergeseran permintaan.
Baca Juga: Ini 5 Manfaat dan Cara Melakukan Stock Opname yang Benar
Agar perusahaan bisa menjalankan inventory management yang efektif, perusahaan harus menggunakan teknik yang cocok dengan industri bisnisnya. Semua metode atau teknik yang digunakan memiliki satu tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan akurasi. Untuk membantu Anda, pertimbangkan beberapa teknik inventory management dibawah ini.
1. Just In Time Management (JIT)
JIT merupakan metode yang memungkinkan perusahaan untuk menghemat anggaran dan mengurangi pemborosan dengan hanya menyimpan persediaan yang dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produk. Perusahaan hanya akan mengeluarkan biaya produksi jika memang dibutuhkan saja sehingga dapat menghemat biaya. Metode ini mengurangi biaya penyimpanan, biaya asuransi, dan biaya likuidasi atau membuang kelebihan persediaan. Daripada harus mengerahkan anggaran dalam inventaris, perusahaan dapat menginvestasikan anggaran tersebut untuk aspek bisnis penting lainnya.
2. Material Requirement Planning (MRP)
MRP fokus pada perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian persediaan untuk proses produksi. Metode ini bergantung pada perkiraan penjualan yang artinya perusahaan harus memiliki catatan penjualan yang akurat untuk memungkinkan perencanaan kebutuhan inventaris yang juga akurat. Ketidakmampuan untuk memperkirakan penjualan dan perencanaan kebutuhan inventaris yang akurat dapat mengakibatkan produsen gagal dalam memenuhi permintaan pelanggan.
3. Analisis ABC
Ide dari metode analisis ABC adalah memprioritaskan perhatian dan sumber daya perusahaan secara efektif pada inventaris yang paling membutuhkannya. Analisis ABC bekerja dengan mengidentifikasikan produk-produk yang paling populer dan yang tidak populer. Metode ini berguna untuk membantu perusahaan mengidentifikasi cara membuat pengendalian inventaris seefisien mungkin. Dengan metode ini, perusahaan dapat membagi inventaris menjadi tiga kategori berdasarkan nilai, biaya, dan konsumsi.
4. Economic Order Quantity (EOQ)
EOQ adalah jumlah pesanan ideal yang dibeli perusahaan untuk meminimalkan biaya persediaan seperti biaya penyimpanan, biaya kekurangan, dan biaya pemesanan. Metode ini memastikan bahwa jumlah persediaan yang dipesan tepat sehingga perusahaan tidak harus membuat pesanan terlalu sering dan tidak ada kelebihan persediaan.
5. FIFO dan LIFO
Metode first in, first out (FIFO) dan last in, first out (LIFO) merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui biaya penyimpanan. FIFO merupakan metode inventory management dimana perusahaan akan mengeluarkan produk lama agar persediaan yang lama bisa segera dijual dan dimanfaatkan sehingga produk tidak rusak karena terlalu lama disimpan. Sedangkan LIFO merupakan inventory management dengan mengeluarkan atau menjual produk yang baru masuk demi menjaga kualitas produk. Metode ini juga dilakukan dalam rangka memanfaatkan suatu momen tertentu untuk menghasilkan lebih banyak keuntungan.
Ketika bisnis tumbuh dalam kompleksitas, kebutuhan inventory management juga akan menjadi lebih kompleks. Maka dari itu sangat penting sudah menerapkan inventory management sejak awal perusahaan berdiri. Inventory management yang efisien dan efektif akan menunjang keseluruhan proses distribusi, produksi dan kualitas dari produk itu sendiri.
Baca Juga: Simak Detail Fungsi dan 5 Strategi Supply Chain Management
Perusahaan membutuhkan inventory management system karena akan membantu perusahaan mengelola inventaris dengan akurasi yang tepat. Jika perusahaan mengintegrasikan inventory management system dengan sistem lain yang lebih canggih, perusahaan bisa mendapatkan keuntungan dengan menghemat sumber daya dan meningkatkan keuntungan yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Teknik inventory management diatas merupakan teknik umum yang banyak digunakan perusahaan dalam mengelola persediaan inventaris. Pastikan untuk menerapkan teknik yang paling cocok dengan industri bisnis Anda berada. Tidak hanya produk, mengelola pelanggan pun harus menggunakan teknik yang tepat. Bahkan usahakan untuk menggunakan teknologi terkini, misalnya untuk mengelola ribuan atau lebih pesan, DM, dan keluhan dari berbagai media sosial yang digunakan. Qiscus memiliki solusi untuk semua hal terkait pelanggan dan customer experience yang berkualitas. Hubungi kami untuk membangun customer experience yang lebih baik.