Kesalahan Dalam Melakukan Brand Awareness yang Harus Dihindari

brand awareness

Tahukah Anda bahwa warna, simbol, maupun logo dapat mengasosiasikan ingatan dan perspektif seseorang terhadap suatu merek pada produk atau jasa tertentu? Misalnya logo huruf M besar berwarna kuning akan selalu dikaitkan dengan nama salah satu waralaba restoran terkenal di Indonesia. Demikian pula dengan gambar apel yang sudah tergigit. Akan selalu mengingatkan akan merek penyedia gadget terkenal yang sangat digemari  Nah, inilah yang disebut dengan brand awareness.

Membangun brand awareness sangat penting bagi setiap perusahaan. Oleh karena itu, pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai manfaat brand awareness dan beberapa kesalahan yang harus dihindari  oleh pemilik usaha.

Fungsi brand awareness

Ini adalah fakta yang terbukti bahwa pelanggan lebih menyukai merek yang dikenal daripada yang tidak dikenal. Kesadaran merek adalah langkah pertama untuk membuat merek dikenal. Tetapi pentingnya kesadaran merek tidak berhenti di situ. Brand awareness seperti berlian, semakin banyak Anda memoles, semakin bersinar.

Berikut adalah beberapa fungsi brand awareness bagi bisnis atau produk Anda:

1. Menciptakan jaringan tanpa disadari

Jika direncanakan dengan baik, kesadaran akan sebuah brand akan menyebar seperti api. Merek menjadi topik diskusi dan menciptakan jaringan yang dapat digunakan untuk menyebarkan informasi lebih lanjut.

2. Menciptakan persepsi secara positif

Brand awareness menyebar melalui channel seperti referral, PR, berita, media sosial, dll. Jika berjalan sesuai rencana perusahaan, maka tercipta brand image positif di benak pelanggan.

Misalkan seorang teman memberitahu Anda tentang sebuah hotel di mana dia memiliki pengalaman yang luar biasa. Meskipun Anda tidak pergi ke hotel tersebut, ada kemungkinan Anda akan merekomendasikannya secara positif kepada siapa pun yang menerima saran Anda tentang tempat menginap yang nyaman.

3. Menumbuhkan Kepercayaan

Kesadaran terhadap sebuah merek akan menumbuhkan kepercayaan. Saat Anda melihat orang-orang berinteraksi dengan merek dan mendapatkan pengalaman yang baik, hal itu membangun kepercayaan Anda pada merek tersebut meskipun Anda belum mencobanya.

Misalkan Anda mengunjungi sebuah daerah baru di Indonesia dan menemukan tiga restoran berbeda; salah satu nama restoran tersebut sudah memiliki cabang di mana-mana bahkan hampir di setiap daerah. Maka bukan tidak mungkin, Anda akan memilih restoran yang sudah terkenal tersebut karena sudah memiliki reputasi meskipun Anda belum pernah mencicipinya.

4. Meningkatkan Nilai Jual

Branding yang bagus akan meningkatkan brand awareness. Jika peningkatan tersebut didukung pula dengan kualitas produk serta layanan pendukung lainnya yang sangat baik, tidak heran kalau suatu ketika Anda menaikkan harga, konsumen akan tetap membeli produk Anda. Ada banyak cara untuk meningkatkan nilai jual ini, misalnya dengan packaging yang unik, penjualan dengan sistem bundling, atau banyaknya dukungan review positif dari pelanggan setia yang telah puas dengan produk dan jasa yang Anda tawarkan.

Kesalahan dalam melakukan brand awareness

1. Pemilihan Merek secara Sembarangan

Proses branding produk telah dimulai sejak pemilik bisnis menentukan merek untuk bisnisnya. Pemilik bisnis terkadang menganggap sepele proses ini dan cenderung melakukannya dengan  sembarangan. Padahal ada banyak hal yang harus dipertimbangkan.

Sebagai pertimbangan, Anda dapat memilih nama merek yang sederhana, lugas dan tidak terlalu spesifik. Nama yang sederhana dan lugas membuat calon konsumen lebih mudah mengingat sebuah merek. Disarankan pula memilih nama yang tidak terlalu spesifik untuk berjaga-jaga apabila di kemudian hari ingin mengembangkan bisnis ke lini lainnya.

2. Penggunaan Visual yang Terlalu Biasa

Selain nama merek, hal lain yang akan muncul di setiap hal yang berhubungan dengan bisnis dan akan terlihat dengan jelas oleh calon konsumen adalah logo. Nama dan logo yang baik akan menggambarkan dan mengomunikasikan produk serta layanan yang dimiliki oleh pebisnis untuk calon konsumennya. Merek yang kuat dibangun menggunakan visual yang menarik. Oleh karena itu untuk proses branding produk, usahakan untuk tidak menggunakan visual yang terlalu biasa. Tidak perlu desain yang terlalu rumit pula. Yang terpenting calon konsumen langsung mengingat merek ketika melihat logo.

3. Tidak Mengetahui Perihal Calon Konsumen

Hal penting lainnya yang tidak boleh diabaikan ketika melakukan branding produk adalah memahami calon konsumen yang dituju. Jika sedari awal tidak menentukan calon konsumen yang akan dituju, maka branding yang dilakukan akan sia-sia. Pemilik bisnis bisa saja menyebarkan iklan dan promosi dengan gencar tanpa memandang latar belakang calon konsumen. Namun, ini justru menyebabkan kegagalan.

Telusuri dahulu sebanyak mungkin informasi mengenai calon pelanggan mulai dari data diri serta kebiasaan sehari-hari. Semakin banyak informasi yang didapatkan maka akan semakin mudah menyesuaikan program branding yang akan dilakukan dengan kebutuhan calon konsumen. Sehingga dengan proses yang simpel, tetap bisa menyentuh orang yang tepat.

4. Penggunaan Media Sosial secara Tidak Tepat

Media sosial saat ini bisa disebut sebagai wadah inti dalam melakukan branding produk. Hal tersebut tidak mengherankan karena media sosial bisa digunakan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. Saat ini hampir seluruh lapisan masyarakat mempunyai akun media sosial baik itu Facebook, Instagram, Twitter dan lain sebagainya. Dan mereka menghabiskan waktu rata-rata 3 jam 26 menit setiap harinya mengakses media sosial untuk tujuan apapun.

Namun dengan potensi media sosial yang sangat besar ini, masih ada saja pebisnis yang tidak memanfaatkannya secara tepat.

5. Melupakan Branding produk secara Offline

Bisnis saat ini cenderung melakukan branding produk secara online. Branding secara online dianggap lebih mudah dan efektif karena dapat dilakukan di mana saja serta menghemat biaya. Namun Anda tidak boleh mengabaikan proses branding secara offline. Calon konsumen yang  dituju juga perlu melihat secara langsung bagaimana produk dan layanan bekerja sebelum akhirnya memutuskan untuk memilih merek tersebut. Proses branding offline juga bisa dilakukan dengan menjalin hubungan baik dengan pihak luar, seperti komunitas. Karena sebuah bisnis tidak bisa melakukan branding tanpa bantuan dari pihak lainnya.

Untuk memudahkan proses tersebut, maka tidak ada salahnya jika Anda memiliki aplikasi Qiscus. Qiscus adalah platform percakapan multichannel yang membantu bisnis memenuhi ekspektasi baru dari Customer Experience (CX), melalui kemampuan untuk terlibat dalam percakapan yang real-time serta berskala besar.

Dengan menggunakan fitur dari Qiscus Anda akan terhubung dan mengetahui apa saja yang diharapkan oleh para costumer dari usaha Anda. Anda juga akan mendapatkan  masukan berupa info leads dan engagement para costumer terhadap usaha Anda sehingga dapat membantu tumbuhnya brand awareness kedepannya. Tunggu apalagi segera daftarkan usaha Anda dengan menghubungi kami di sini.

You May Also Like