Bedanya Quality Assurance VS Quality Control dan Cara Kerjanya

Saat ini hampir semua perusahaan sadar bahwa di zaman yang serba cepat, mereka harus terlibat dalam transformasi digital. Mulai dari proses pembayaran, dokumentasi hingga berbelanja, semuanya sudah serba digital. Dengan begitu, perusahaan harus memberikan pengalaman pelanggan yang luar biasa dan memastikan retensi pengguna, loyalitas pelanggan, dan meningkatkan pendapatan yang konstan. Itu semua tentunya memerlukan fokus pada kualitas produk dan layanan demi memberikan manfaat yang nyata bagi bisnis dalam jangka panjang. Ada dua cara utama perusahaan dalam menentukan kualitas produk dan layanannya, yaitu quality assurance (QA) dan quality control (QC).

Quality Assurance dan Quality Control adalah dua aspek utama dari Sistem Manajemen Mutu (SMM). Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, keduanya mengambil pendekatan yang berbeda untuk memastikan bawah pelanggan menerima produk berkualitas tinggi dan memenuhi harapan pelanggan. QA dan QC membantu bisnis mencapai berbagai manfaat yang pada akhirnya menguntungkan bisnis, antara lain:

  • Membuat produk berkualitas tinggi
  • Mengoptimalkan cara kerja tim
  • Meningkatkan pengalaman dan loyalitas pelanggan
  • Mengurangi biaya dan upaya yang tidak perlu
  • Meningkatkan cara perusahaan dalam membuat produk yang lebih baik

Quality Assurance vs Quality Control?

QA berkaitan dengan serangkaian kegiatan yang direncanakan dalam proses pembuatan produk yang menjamin keamanan dan kualitas produk. Sedangkan QC mengacu pada serangkaian proses sistematis yang digunakan untuk memastikan bahwa produk memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan. Sederhananya, QA berfokus pada proses kualitas dan QC berfokus pada kualitas produk atau output. Perusahaan tidak dapat menguji kualitas output jika hanya berfokus pada salah satunya saja.

Baca juga: 8 Kesalahan Fatal Saat Merintis Usaha yang Wajib Dihindari

Titik acuan yang baik untuk memahami perbedaan antara QA dan QC adalah dengan rangkaian standar ISO 9000. Standar ini berhubungan dengan SMM dan dirancang untuk membantu perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya. SMM terdiri dari perencanaan mutu dan kegiatan peningkatan mutu, penetapan seperangkat kebijakan mutu dan tujuan yang akan bertindak sebagai pedoman dalam suatu perusahan. SMM yang baik dapat membantu perusahan memahami keseimbangan yang tepat antara QA dan QC di perusahaan.

QA difokuskan pada perencanaan, pendokumentasian, dan persetujuan serangkaian pedoman yang diperlukan untuk memastikan kualitas produk. Perencanaan QA dilakukan pada awal proyek dan mengacu pada spesifikasi perangkat lunak dan standar perusahaan suatu perusahaan. Tujuannya yaitu untuk mencegah cacat terjadi pada saat proses pembuatan produk. Dengan kata lain, QA adalah praktik manajemen proaktif yang digunakan untuk memastikan tingkat kualitas dari suatu produk.

Di sisi lain, QC berfungsi untuk mengidentifikasi kemungkinan masalah, mencegahnya, dan memverifikasi kualitas produk atau output. QC merupakan proses reaktif dimana kualitas akan diukur dan dipantau. Pelaksanaannya mencakup semua teknik dan kegiatan operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas. QC melibatkan verifikasi kesesuaian output dengan tingkat kualitas yang diinginkan. Itu berarti tim QC akan melakukan proses pengujian, inspeksi kode, dan pengambilan sampel produk untuk memastikan bahwa produk memenuhi serangkaian persyaratan yang telah disepakati.

Cara Kerja QA dan QC

Saat perusahaan memulai sebuah proyek baru, semua tim dalam perusahaan membutuhkan rencana untuk mengumpulkan untuk melatih anggota tim, mengumpulkan dokumen desain, persyaratan teknis dan fungsional. QA harus memeriksa dimana proyek dapat mengembangkan resiko dan memastikan bahwa orang yang tepat terlibat pada waktu yang juga tepat. Tim harus menyiapkan strategi pengujian yang akan mencakup semua resiko yang mungkin terjadi pada produk akhir. Sebelum QC dimulai, sangat penting untuk memastikan bahwa dalam proses QA tersebut mencegah sebanyak mungkin cacat.

Baca juga: 7 Kesalahan yang Harus Dihindari Ketika Membuat Bisnis Plan

Setelah QA selesai, QC akan mulai dengan inspeksi dan pengujian. Inspeksi memerlukan pemeriksaan dokumen desain dan spesifikasi, strategi pengujian, dank ode. Pengujian sebagai bagian dari proses QC biasanya memerlukan interogasi, sistem, dan pengujian penerimaan pengguna. Setiap cacat yang ditemukan selama pengujian harus dilaporkan kembali dan diselesaikan dengan benar. Setelah menyelesaikan masalah yang ada, serangkaian uji regresi diperlukan untuk memastikan produk akhir berkualitas.

Memiliki Quality Assurance membantu perusahaan mempertahankan standar manufaktur yang tinggi. QC juga memastikan bahwa produk akhir mencerminkan standar tinggi tersebut dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan memantau secara menyeluruh bagaimana produk dibuat dan hasil akhir yang didapatkan, perusahaan dapat lebih memahami kemana mereka harus mengalokasikan waktu, biaya dan sumber daya yang ada.

Pemahaman yang jelas antara Quality Assurance dan Quality Control dapat membantu perusahaan mengurangi cacat dan membuat rencana manajemen yang efektif, memastikan produk berkualitas tinggi, dan menjaga kepercayaan pelanggan. Tertarik untuk berdiskusi lebih lanjut tentang QA dan QC yang efektif bagi perusahaan Anda? Terutama dalam hal meningkatkan dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Qiscus memiliki strategi tepat untuk urusan memberikan kepuasan pelanggan yang berkualitas. Hubungi kami untuk membangun customer experience yang lebih baik.

You May Also Like