Psikologi warna adalah studi tentang bagaimana warna dapat memengaruhi persepsi dan perilaku. Dalam branding dan marketing, psikologi warna difokuskan pada bagaimana warna mempengaruhi kesan konsumen terhadap suatu merek dan apakah warna tersebut dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Psikologi warna merupakan bidang studi yang sangat penting untuk dipertimbangakan saat membuat aset pemasaran, membangun bisnis baru, atau mengubah citra bisnis yang sudah ada.
Menurut beberapa penelitian, ketika manusia melihat warna, mata akan mengirim pesan ke wilayah tertentu di otak yang dikenal sebagai hipotalamus. Otak kemudian mengaktifkan kelenjar pituitary dan tiroid yang mendorong pelepasan hormon. Hormon inilah yang menyebabkan fluktuasi emosi serta perilaku. Singkatnya, warna memainkan peran penting dalam menciptakan kesan pertama yang kuat bagi pelanggan Anda. Ada banyak sekali upaya untuk mengklasifikasikan bagaimana orang bereaksi pada tiap warna yang berbeda. Namun, tidak setiap orang akan merespon warna dengan cara yang sama. Salah satu masalah paling signifikan dengan psikologi warna dan desain adalah arti dari nuansa tertentu dapat bervariasi tergantung pada latar belakang budaya dan preferensi pribadi.
Baca Juga: Buyer Persona, Strategi Marketing untuk Menarik Banyak Konsumen
Segala sesuatu mulai dari warna yang digunakan dalam desain brosur hingga cat di dinding perusahaan Anda tidak dapat didasarkan pada estetika saja. Anda harus memastikan bahwa riset telah dilakukan untuk mempelajari beberapa persepsi paling umum yang terkait dengan warna. Serta bagaimana Anda dapat menggunakan nuansa berbeda untuk memperluas potensi kepribadian merek dan posisi Anda di pasar. Kunci suksesnya adalah dengan tidak hanya memahami arti dari setiap warna dari perspektif psikologi, tetapi juga mempelajari bagaimana pelanggan ideal Anda akan merespon warna yang dipilih dalam konteks.
Penelitian menunjukkan bahwa psikologi warna dalam branding dan pemasaran meningkatkan pengenalan merek hingga 80%. Misalnya ketika Anda membayangkan bisnis besar seperti Facebook, Coca-Cola, atau Starbucks, Anda dapat secara otomatis mengingat cara mereka menggunakan warna. Berikut adalah warna yang paling umum dalam branding:
1. Psikologi Warna Biru
Warna biru yang mengacu pada warna langit dan laut menunjukkan kualitas yang bersih, tenang, dan damai. Beberapa industri menggunakan warna biru untuk menunjukkan kepribadian mereka termasuk teknologi, life style, dan keuangan. Misalnya perusahaan seperti Facebook dan Twitter menggunakan warna biru untuk menunjukkan kepercayaan, keamanan, dan ketergantungan. Itulah mengapa bisnis memilih warna biru untuk membuat pelanggan merasa aman dan terlindungi. Warna biru terkait dengan kecerdasan dan kesadaran yang mampu bekerja untuk mempromosikan produk teknologi tinggi, keahlian, dan stabilitas.
2. Psikologi Warna Merah
Merah adalah warna yang sangat kuat dalam psikologi warna dan desain. Warna merah dapat mengomunikasikan banyak ide berbeda tergantung pada konteksnya. Misalnya, karena dikaitkan dengan api, warna merah mewakili kehangatan atau bahaya secara bersamaan. Terlebih lagi, merah seringkali terkait dengan masalah hati dan membuatnya menjadi pigmen yang sangat emosional. Sebagian besar merek menggabungkan warna merah dengan warna yang lebih lembut untuk menunjukan rasa kegembiraan, tanpa mempertaruhkan persepsi bahaya. Misalnya, YouTube menggunakan kombinasi merah dan putih untuk membuat logo mereka menonjol, menciptakan tampilan sinematik dan menarik. Merah sangat ideal untuk menampilkan gambar dan teks tepat di depan pelanggan Anda. Warna ini dapat merangsang orang untuk membuat keputusan cepat. Warna yang sempurna untuk ajakan bertindak “klik di sini” atau “beli sekarang” di situs web dan spanduk.
3. Psikologi Warna Hijau
Hijau adalah warna yang biasanya dikaitkan dengan alam dan pertumbuhan. Ketika dihubungkan dengan psikologi warna dalam pemasaran dan branding, hijau sering mengomunikasikan ide baru, kesehatan, dan kualitas alami. Namun, warna hijau yang lebih gelap terkadang dapat mewakili stabilitas keuangan dan kekayaan. Menurut psikologi warna, hijau adalah warna yang paling mudah diproses mata karena warna hijau mengingatkan gagasan tentang kemajuan, perkembangan, dan ketenangan. Aspek “alami” dari hijau menjelaskan mengapa warna hijau digunakan dalam logo merek seperti Starbucks. Hijau paling baik digunakan ketika Anda ingin tampil sebagai merek yang berkelanjutan, organik, alami, atau sehat. Hijau juga dapat digunakan untuk menunjukkan keamanan saat mengiklankan produk medis.
4. Psikologi Warna Ungu
Psikologi warna ungu seringkali dikaitkan dengan royalty terutama dalam nuansa yang lebih gelap. Untuk sebagian besar bisnis, ungu adalah pilihan yang sempurna jika Anda ingin menggambarkan merek yang imajinatif atau kreatif seperti Yahoo. Perusahaan lainnya seperti Cadbury menggunakan warna ungu untuk menunjukkan kemewahan dan kreativitas secara bersamaan. Ungu bisa menjadi warna yang membingungkan bagi banyak bisnis. Dalam psikologi warna, ungu yang lebih gelap melambangkan kemewahan, sedangkan ungu yang lebih terang dan cerah cenderung romantis dan emosional. Warna ungu yang cenderung terang bisa menjadi pilihan warna untuk merek feminin.
5. Psikologi Warna Kuning
Sebagai warna yang sering dikaitkan dengan cahaya atau sinar matahari, kuning biasanya mengomunikasikan perasaan ceria dan bahagia. Namun, dalam konteks tertentu warna kuning dapat digunakan sebagai sinyal peringatan. Banyak bisnis menganggap kuning sebagai warna optimis. Warna ini dapat menarik konsumen dari jarak jauh misalnya seperti McDonald’s yang dirancang untuk menarik wisatawan saat dalam perjalanan. Kuning cerah sangat bagus untuk menarik perhatian, tetapi bisa sangat mengganggu jika tidak digunakan dengan hati-hati. Umumnya warna kuning digunakan untuk mempromosikan produk anak-anak dan sesuatu yang ceria. Namun, warna kuning juga bisa bekerja dengan cara yang positif untuk menunjukkan kehati-hatian dan dedikasi.
Penggunaan warna yang salah dapat merusak citra merek Anda kedepannya. Anda perlu memikirkan kesesuaian warna dan memeriksa pigmen mana yang menurut pelanggan Anda paling cocok dengan produk tertentu. Psikologi warna adalah tentang menyesuaikan persepsi dan menambahkan bobot pada strategi pengenalan merek. Maka dari itu, penting untuk memastikan bahwa Anda memilih warna yang tepat berdasarkan preferensi audiens tertentu. Penelitian tentang psikologi warna dalam branding dan pemasaran harus dilakukan untuk menciptakan identitas visual yang kuat. Pada akhirnya, pebisnis tidak hanya perlu memahami pasar dan industri, tetapi juga pelanggan.
Baca Juga: 5 Tips Menentukan Target Market yang Sesuai dengan Bisnis
Masih sangat berkaitan dengan pelanggan, Qiscus hadir untuk membantu Anda memahami pelanggan. Dengan fitur percakapan yang lengkap dan mudah digunakan, Anda dapat membangun interaksi yang berkualitas dengan pelanggan. Pengelolaan pesan pelanggan menjadi lebih efektif dan efisien. Hubungi kami untuk pelayanan pelanggan yang jauh lebih berkualitas.