Customer Retention Rate: Cara Menghitung dan Cara Meningkatkan

Customer retention rate.

Bayangkan jika Anda menghabiskan banyak waktu dan biaya untuk menarik pelanggan baru, tetapi mereka hanya sekali bertransaksi dan tidak kembali lagi. Ini adalah tantangan besar bagi manajer customer service. Tanpa strategi retensi pelanggan yang kuat, bisnis bisa kehilangan peluang pertumbuhan yang signifikan. Di sinilah customer retention rate memainkan peran penting.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang customer retention rate, cara menghitungnya, serta strategi terbaik untuk meningkatkannya.

Apa itu Customer Retention Rate

Customer retention rate adalah metrik atau KPI customer service yang menunjukkan persentase pelanggan yang tetap bertahan dan kembali menggunakan produk atau layanan dalam periode tertentu. Metrik ini memberikan gambaran tentang kemampuan bisnis untuk mempertahankan pelanggan setelah interaksi awal, baik itu melalui pembelian pertama, langganan, atau layanan lainnya.

Customer retention rate yang tinggi menjadi sinyal positif bagi perusahaan, menunjukkan tingkat kepuasan dan loyalitas pelanggan yang kuat, yang pada akhirnya berkontribusi pada stabilitas serta pertumbuhan pendapatan bisnis.

Secara lebih mendalam, customer retention rate dapat dipahami melalui dua aspek penting:

  • Loyalitas pelanggan: Retention rate yang tinggi umumnya mencerminkan loyalitas pelanggan yang kuat terhadap produk atau layanan yang diberikan.
  • Efisiensi biaya: Mempertahankan pelanggan yang sudah ada jauh lebih hemat biaya dibandingkan dengan memperoleh pelanggan baru.

Secara keseluruhan, customer retention rate adalah indikator penting yang tidak hanya mencerminkan keberhasilan bisnis dalam membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan tetapi juga menjadi fondasi untuk pertumbuhan berkelanjutan.

Mengapa Mengukur Retention Rate Penting?

Mengukur customer retention rate sangat penting untuk memastikan loyalitas dan kepuasan pelanggan tetap terjaga. Meskipun dampaknya mungkin tidak terlihat secara instan, strategi peningkatan retensi pelanggan yang dilakukan secara bertahap akan memberikan manfaat jangka panjang bagi keberlanjutan bisnis.

1. Meminimalisir Biaya Akuisisi Pelanggan Baru

Biaya akuisisi pelanggan (Customer Acquisition Cost/CAC) sering kali lebih tinggi daripada biaya mempertahankan pelanggan (Customer Retention Cost). Retention rate yang tinggi membantu bisnis memaksimalkan ROI dari pelanggan yang sudah ada, mengurangi kebutuhan untuk mengalokasikan anggaran besar demi mencari pelanggan baru.

2. Meningkatkan Customer Lifetime Value (CLTV)

Dengan retention rate yang tinggi, CLTV akan meningkat karena pelanggan tetap melakukan pembelian berulang atau memperpanjang langganan mereka. Ini penting karena CLTV yang tinggi berdampak langsung pada profitabilitas jangka panjang bisnis, memberi nilai yang lebih besar dengan investasi yang lebih sedikit.

3. Membangun Brand Loyalty yang Kuat

Pelanggan yang bertahan lebih lama biasanya memiliki hubungan emosional yang lebih kuat dengan merek. Mereka cenderung kembali untuk menggunakan produk atau layanan, bahkan ketika ada banyak alternatif lain di pasaran.

Mengukur retention rate membantu bisnis memantau seberapa efektif strategi mereka dalam menciptakan loyalitas, yang pada akhirnya membangun citra merek yang positif dan meningkatkan peluang rekomendasi dari pelanggan setia.

4. Identifikasi Kelemahan pada Produk atau Layanan

Retention rate yang rendah dapat menjadi sinyal bahwa ada kekurangan dalam produk, layanan, atau komunikasi yang perlu diperbaiki. Dengan memantau retention rate, perusahaan dapat mendeteksi potensi masalah lebih cepat dan mengambil tindakan korektif untuk memperbaiki aspek yang menyebabkan pelanggan tidak kembali, seperti kualitas produk, customer service, atau kesesuaian harga.

5. Mengukur Kinerja Layanan Pelanggan

Efektivitas tim customer support memiliki pengaruh besar terhadap retensi pelanggan. Jika retention rate tinggi, itu bisa menjadi bukti bahwa pengalaman yang disajikan sesuai dengan harapan pelanggan. Sebaliknya, retention rate yang rendah mungkin menandakan adanya kelemahan dalam responsivitas atau kualitas layanan pelanggan.

6. Proyeksi Pertumbuhan Bisnis Lebih Akurat

Retention rate yang tinggi memudahkan bisnis dalam memproyeksikan pertumbuhan di masa depan. Dengan memiliki basis pelanggan yang solid dan loyal, bisnis bisa memprediksi pendapatan yang lebih stabil dan memperkirakan kebutuhan sumber daya dengan lebih akurat.

Hal ini membantu bisnis untuk membuat perencanaan yang lebih efektif dan fokus pada upaya peningkatan lainnya tanpa kekhawatiran kehilangan basis pelanggan utama.

Cara Menghitung Customer Retention Rate

Menghitung customer retention rate adalah langkah penting untuk memahami seberapa efektif bisnis dalam mempertahankan pelanggan dalam suatu periode tertentu. Customer retention rate dihitung dengan membandingkan jumlah pelanggan yang masih bertahan pada akhir periode dengan jumlah pelanggan di awal periode, sambil mengabaikan pelanggan baru yang diperoleh dalam periode tersebut.

Rumus customer retention rate yang sederhana adalah:

Customer retention Rate  = (Jumlah Pelanggan di Akhir  Periode – Jumlah Pelanggan Baru dalam Periode / Jumlah Pelanggan Baru dalam Periode​) × 100

Contoh Perhitungan Customer retention Rate:

Pada bulan tertentu Anda memiliki sejumlah pelanggan sebagai berikut:

  • Jumlah Pelanggan di Awal Periode (awal bulan): 100 pelanggan
  • Jumlah Pelanggan Baru yang Diperoleh dalam Periode (bulan Januari): 20 pelanggan
  • Jumlah Pelanggan di Akhir Periode (akhir bulan): 90 pelanggan

Maka customer retention rate bisnis Anda dapat dihitung seperti berikut ini
Customer retention rate = (90 – 20 /100) x 100 = 70%

Dengan retention rate sebesar 70%, berarti 70% pelanggan yang ada di awal periode berhasil dipertahankan hingga akhir periode, sementara 30% lainnya tidak kembali atau berhenti menggunakan layanan.

Cara Meningkatkan Customer Retention Rate

Mengoptimalkan retention rate memerlukan pendekatan yang berpusat pada pengalaman pelanggan melalui peningkatan kualitas produk, layanan, dan komunikasi. Berikut adalah beberapa strategi efektif yang dapat membantu bisnis mempertahankan pelanggan dengan lebih baik.

1. Personalisasi Layanan Pelanggan

Personalisasi layanan dengan pesan dan saluran yang tepat dapat membantu Anda menciptakan interaksi yang konsisten dan responsif, memperkuat loyalitas pelanggan dan meningkatkan hubungan pelanggan.

Menggunakan WhatsApp Business API dari Qiscus memungkinkan bisnis untuk melakukan komunikasi yang lebih personal dan relevan dengan pelanggan. Anda dapat mengirimkan pesan yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan preferensi pelanggan, seperti penawaran khusus, notifikasi produk baru, atau rekomendasi yang relevan.

Mengirim pesan otomatis seperti reminder, konfirmasi transaksi, dan pesan follow-up dapat diotomatisasi, memastikan pelanggan merasa diperhatikan tanpa adanya keterlibatan manual yang berlebihan.

2. Memanfaatkan Umpan Balik Pelanggan

Mendapatkan umpan balik dari pelanggan secara real-time memungkinkan bisnis untuk segera merespon kebutuhan atau masalah yang mungkin dialami pelanggan, sehingga meningkatkan kemungkinan pelanggan bertahan.

Qiscus Survey.

WhatsApp Business API dapat diintegrasikan dengan aplikasi survey seperti Qiscus Survey untuk mengirim survey kepuasan pelanggan melalui platform yang sering digunakan pelanggan, memberikan kemudahan bagi mereka untuk berbagi pengalaman dan kepuasan secara cepat.

3. Berikan Konten Edukatif Kepada Pelanggan

Konten edukatif memberikan nilai tambahan yang membantu pelanggan memahami produk lebih baik dan memberikan manfaat lebih dari layanan yang mereka gunakan. Manfaatkan WhatsApp Broadcast untuk mengirim edukasi konten secara menarik, tidak terbatas pada teks Anda juga bisa menambahkan foto atau infografis.

4. Mempermudah Proses Transaksi dan Dukungan

Kemudahan transaksi adalah kunci untuk mempertahankan pelanggan. Integrasikan WhatsApp API Anda dengan Qiscus Shop untuk proses pemasaran dan transaksi dalam satu platform saja.

Transaksi melalui Qiscus Shop.

Hal ini menciptakan pengalaman yang lebih mulus dan nyaman, yang mendukung peningkatan kepuasan pelanggan. Misalnya, pelanggan dapat mengkonfirmasi pembelian, melihat riwayat pesanan, atau menanyakan status pengiriman hanya dengan beberapa pesan, menjadikan proses tersebut lebih sederhana dan efisien.

5. Jalankan Customer Service Training

Customer service training perlu dilakukan untuk membekali agen dan mengevaluasi performa agen. Training di awal bertujuan untuk mengenalkan product knowledge, SOP layanan pelanggan, penggunaan aplikasi customer service seperti Qiscus Omnichannel Chat, hingga aspek psikologis. Pelatihan lanjutan berguna untuk mengevaluasi jika ada aplikasi pendukung baru, penyesuaian SOP, dan performa agen yang menurun.

Dengan pelatihan customer service dan materi yang sesuai, agen dapat membantu bisnis dalam menjaga hubungan dengan pelanggan. Terlebih jika Anda sebagai manajer customer service berhasil merumuskan strategi customer service yang tepat untuk layanan pelanggan.

Tingkatkan Customer Retention Rate Anda Sekarang!

Customer retention rate adalah metrik kunci yang mencerminkan keberhasilan bisnis dalam mempertahankan pelanggan. Dengan memahami cara menghitung dan strategi untuk meningkatkannya, bisnis dapat membangun loyalitas yang kuat dan menjaga stabilitas pendapatan.

Solusi WhatsApp Business API dari Qiscus memberikan kemudahan dan kecepatan dalam berinteraksi dengan pelanggan secara personal, yang berdampak positif pada peningkatan retention rate.

Ingin meningkatkan retention rate bisnis Anda? Hubungi Qiscus sekarang untuk konsultasi dan temukan bagaimana solusi WhatsApp Business API dapat membantu bisnis Anda mempertahankan loyalitas pelanggan dengan lebih baik!

You May Also Like