Cara Kerja, Manfaat, dan Risiko Dropshipper yang Penting Diketahui

dropshipper adalah
Sumber: freepik.com/tirachardz

Mengelola inventaris merupakan salah satu aspek yang menantang dalam dunia bisnis. Namun, kekhawatiran ini dapat diatasi dengan metode dropship yang semakin populer. Sebagai dropshipper Anda akan menjual barang orang lain dan mengambil keuntungan untuk diri Anda. Jika Anda adalah seorang pebisnis yang ingin menjual produk tanpa perlu repot menyimpan inventaris, model dropshipping bisa menjadi solusi terutama di bidang e-commerce. Dropship adalah metode penjualan yang memungkinkan penjual tidak menyimpan produk yang dijualnya. Sedangkan dropshipper adalah orang yang melakukan praktik dropship.

Dropship menjadi cara bagi bisnis untuk menghasilkan keuntungan dan menghemat ruang penyimpanan pada saat yang bersamaan. Ketika dropshipper menjual produk, mereka membeli produk tersebut langsung dari supplier untuk memenuhi pesanan konsumen dan supplier yang akan mengirimkan produk langsung ke konsumen. Dropshipper bertindak sebagai etalase tempat dimana pelanggan mengunjungi dan memesan produk. Dropship sebenarnya merupakan metode bisnis yang mengedepankan pemasaran online sehingga pebisnis tidak perlu memikirkan tempat untuk menyimpan stok penjualannya.

Baca Juga: 6 Ide Bisnis Digital Menguntungkan yang Harus Dicoba

Perbedaan Dropshipper dan Reseller

Istilah dropshipper sendiri biasanya sering dikaitkan dengan reseller. Keduanya memang sama-sama menjual produk yang diproduksi oleh pihak lain, tetapi secara garis besar perbedaannya berada di inventaris. Dropship tidak perlu membeli dan menyimpan produk, sedangkan reseller harus membeli produk dan memasukkannya dalam stok penjualan. Untuk lebih jelasnya perhatikan perbedaan dropshipper dan reseller berikut:

Cara Kerja

Jika ada pesanan, dropshipper akan menghubungi pihak ketiga untuk mengirimkan barang pesanan ke alamat konsumen. Sedangkan reseller menjalankan usahanya dengan menjual kembali produk, baing barang ataupun jasa dari distributor.

Inventaris

Dropshipper tidak perlu membeli barang dari pemasok karena hanya menjadi pihak ketiga antara konsumen dan supplier. Reseller membeli barang dari supplier dan menjadikannya barang tersebut dalam stok penjualan.

Modal

Karena tidak perlu membeli barang untuk dijual, dropshipper tidak perlu menyiapkan modal. Yang paling dibutuhkan adalah koneksi internet agar bisa berkomunikasi dengan supplier dan konsumen. Lain halnya dengan reseller, mereka perlu menyiapkan modal untuk membeli barang yang nantinya akan ditawarkan kepada konsumen.

dropshipper adalah
Sumber: freepik.com

Cara Menjadi Dropshipper Sukses

Dropshipper bertindak sebagai kurator produk dan memilih produk yang tepat untuk dipasarkan ke konsumen. Oleh karena itu dalam bisnis dropship, marketing dan customer service yang baik merupakan kunci penting. Simaklah beberapa cara untuk menjadi dropshipper berikut ini.

1. Teliti Produk yang Banyak Diminati oleh Konsumen

Menjual produk yang banyak diminati oleh konsumen memungkinkan Anda menjangkau konsumen lebih banyak. Pilihlah produk yang memiliki permintaan tinggi dipasar misalnya dengan menjual produk yang sedang viral bisa menjadi salah satu strategi untuk menarik konsumen.

2. Temukan Supplier Terbaik

Supplier yang Anda pilih akan menjadi penentu keberhasilan bisnis dropship Anda. Cobalah untuk menemukan produsen langsung dari produk yang Anda jual agar Anda bisa mendapatkan lebih banyak keuntungan. Tanyakan tentang harga produk untuk dropshipper, bagaimana produk dikirim, dan syarat lain yang mungkin diperlukan.

3. Lakukan Branding dan Berikan Customer Experience Terbaik

Branding dan bisnis merupakan dua hal yang saling berkaitan. Branding membuat bisnis dikenal dan diingat oleh konsumen. Jika Anda ingin memasarkan produk secara optimal, pelajarilah aspek-aspek marketing secara mendalam dan jangan lupa berikan customer experience terbaik untuk konsumen Anda.

Cara Kerja Dropshipper Lebih Detail

Umumnya, semakin pendek siklus dropship maka semakin besar keuntungan yang Anda dapat karena semakin sedikit pihak/supplier yang melakukan potongan harga. Jika memungkinkan cobalah untuk berhubungan langsung dengan produsen sehingga Anda bisa mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Berikut adalah cara kerja dropshipper:

  1. Konsumen memesan produk/jasa dari toko online Anda
  2. Anda memberi tahu supplier untuk mengemas dan mengirimkan produk ke pelanggan
  3. Supplier akan menagih pembayaran melalui Anda sebagai dropshipper dan kemudian Anda akan mendapatkan pembayaran dari pesanan konsumen
dropshipper adalah
Sumber: freepik.com

Manfaat dan Risiko dari Dropshipping

Manfaat

Sebagai metode manajemen inventaris ritel, dropship juga memberikan manfaat nyata bagi bisnis Anda Berikut adalah beberapa keuntungan dari dropshipping:

  • Menurunkan Biaya Memulai dan Memelihara Bisnis

Dropshipping secara nyata mengurangi biaya awal memulai toko online karena tidak perlu membangun inventaris yang tentunya membutuhkan biaya dan tempat. Belum lagi Anda tidak perlu mengalami risiko produk yang tidak laku.

  • Fleksibilitas

Dropshipper tidak memiliki inventaris fisik dan hal ini memudahkan Anda untuk menjalankan toko dari mana pun selama ada koneksi internet.

  • Dapat Menawarkan Pilihan Produk yang Lebih Bervariasi kepada Pelanggan

Anda dapat dengan mudah mengikuti tren dan dengan cepat menambahkan produk baru ke situs Anda. Anda juga bisa mengganti penawaran tanpa harus memesan produk baru atau mengosongkan stok.

  • Tidak Perlu Mengelola Inventaris

Mengelola inventaris membutuhkan usaha dan waktu. Anda tidak perlu mengawasi stok, mengatur ulang, atau memprosesnya. Anda memiliki lebih banyak waktu untuk mengerjakan aspek bisnis lainnya guna membantu bisnis Anda terus berkembang.

Risiko

Walaupun dapat memberikan manfaat bagi bisnis, tetapi ada risiko yang mungkin akan berimbas ke keseluruhan strategis bisnis Anda.

  • Mengurangi Margin Keuntungan

Seperti yang sudah dibahas di atas, semakin panjang rantai pasokan maka akan semakin rendah keuntungan Anda. Belum lagi persaingan di bisnis dropshipping yang populer karena untuk memulainya tidak membutuhkan modal.

  • Masalah Inventaris

Masalah inventaris ini mengacu pada produk yang Anda butuhkan namun tidak tersedia. Hal ini akan berimbas pada konsumen yang mungkin akan pergi ke pesaing Anda.

  • Kompleksitas Pengiriman

Jika Anda bekerja dengan lebih dari satu supplier, biaya pengiriman akan menjadi kompleks. Misalnya consume memesan dua item, masing-masing dari pemasok berbeda dan biaya kirim yang berbeda.

  • Kurangnya Kontrol atas Customer Experience

Jika supplier tidak mengirimkan pesanan tepat waktu, rusak, atau bahkan tidak dikirim sama sekali, hal itu dapat membuat konsumen kehilangan kepercayaan atau bahkan meninggalkan ulasan negatif yang berdampak pada bisnis Anda.

  • Masalah dengan Pemasok

Sangat penting untuk memiliki hubungan yang solid antara dropshipper dan supplier. Supplier adalah inti dari bisnis dropship, jadi selektiflah dalam bermitra dan bangunlah hubungan yang baik. Hal ini akan secara efektif memaksimalkan efisiensi dropshipping.

Dropshipping bisa menjadi metode bisnis yang sukses jika diterapkan dengan benar. Dengan beberapa perencanaan dan pertimbangan yang cermat, Anda bisa menghadapi rintangan menjadi dropshipper dalam membangun bisnis yang menguntungkan. Dropshipper adalah alternatif bisnis yang sangat cocok bagi Anda yang belum memiliki modal besar. Mari memulainya dari sekarang.

Baca Juga: 6 Ide Jualan Makanan yang Laku Setiap Hari untuk Pebisnis Pemula

Indikator utama menjadi dropshipper adalah pelayanan pelanggan yang memuaskan selain memastikan kualitas produk. Ketika usaha dropshipping Anda sudah mulai menghadirkan puluhan bahkan ratusan pelanggan, maka ada baiknya Anda menggunakan Qiscus. Dengan teknologinya yang lengkap, Qiscus mampu membantu Anda mengelola percakapan pelanggan lebih cepat dan tepat. Hubungi kami untuk informasi yang lebih lengkap dan manfaat yang lebih besar.

You May Also Like