Panduan Rekrutmen Karyawan [Bagian 2]: Soal Psikotes Kerja

Psikotes kerja menjadi salah satu tahap seleksi kerja yang kerap diterapkan oleh banyak perusahaan, baik perusahaan besar maupun perusahaan yang masih dalam tahap merintis. Psikotes memiliki arti serangkaian pertanyaan atau tes tertulis, baik secara visual atau verbal yang dilakukan oleh profesional (psikolog) karena kebutuhan seorang klien (individu maupun organisasi). Melalui Psikotes ini perusahaan dapat memetakan standar dan pencapaian apa yang perlu diterapkan perusahaan dalam merekrut karyawannya sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Apa Saja Manfaat dan Tujuan Psikotes Kerja?

Pada dasarnya, psikotes adalah sebuah hal diperlukan recruiter sebagai aspek tambahan penilaian seorang kandidat. Oleh karena itu, biasanya tes akan dilakukan setelah seorang kandidat sudah lolos dari beberapa jenis interview.

Walau merupakan aspek tambahan, psikotes kerja sifatnya sangat penting untuk mengetahui pola perilaku, pola pikir, serta karakteristik atau sifat seorang kandidat. Umumnya, hal-hal tersebut memang tidak dapat secara akurat tergambarkan melalui proses interview sebelumnya.

Di dalam dunia kerja, perilaku, pola pikir, serta karakteristik psikologis sangatlah penting di samping skill atau wawasan. Sifat psikologis seseorang akan mempengaruhi kualitasnya dalam bekerja, terutama  saat bekerja dalam tim.  Oleh karena itu, adanya psikotes dapat meyakinkan recruiter terkait keputusannya akan menerima atau menolak seorang kandidat dalam suatu pekerjaan.

Baca juga: Ketahui Pentingnya Quality Control untuk Kesuksesan Bisnis

Meskipun demikian, tes satu ini juga memiliki sejumlah manfaat lainnya bagi jobseeker dan recruiter. Berikut pemaparannya.

1. Sebagai Tolok Ukur Kecerdasan

Bentuk kecerdasan yang dapat diukur melalui psikotes adalah kecerdasan intelegensi (IQ) dan kecerdasan emosional dan spiritual (EQ). Hal ini dikarenakan pada beberapa kasus, seorang kandidat yang nantinya akan menjadi karyawan diharapkan memiliki paduan kecerdasan intelegensi dan emosi yang seimbang.

Tingkat IQ tertentu diperlukan seseorang dalam melakukan pekerjaan serta memecahkan masalah yang mungkin dihadapi. Di sisi lain, EQ juga sangat penting karena dalam beberapa kasus, seorang karyawan harus mampu untuk berdiplomasi, negosiasi, delegasi pekerjaan, serta mengambil keputusan.

2. Mengenali Perilaku dan Kepribadian

Pada tahapan sebelum psikotes kerja yaitu interview, recruiter memang mendapatkan sedikit gambaran tentang kepribadian dan perilaku kandidat.

Namun, sedikit sulit bagi mereka untuk benar-benar mengetahui dan memahami kepribadian tersebut dikarenakan tidak adanya standar objektif yang didasari secara ilmiah.

Selain itu, penilaian kepribadian pada tahap interview juga kurang konkret. Pasalnya, seorang kandidat pasti akan berusaha untuk terlihat sepositif mungkin dalam tahap tersebut

Nah, dengan adanya psikotes, recruiter bisa menggali kepribadian kandidat secara lebih dalam. Hasilnya, mereka bisa memiliki gambaran jelas tentang pola perilaku dan kepribadian kandidat tersebut nantinya di tempat kerja.

3. Mengetahui Sifat Kejiwaan

Manfaat berikutnya dari psikotes kerja untuk para rekruter adalah mengetahui sifat kejiwaan seorang kandidat. Kondisi kejiwaan seseorang sangat penting untuk diketahui, terutama dalam penilaian seorang kandidat pelamar kerja.

Nah, psikotes kerja dapat dimanfaatkan pihak recruiter dan perusahaan untuk mengevaluasi kondisi kejiwaan kandidat. Hal yang sangat dihindari perusahaan umumnya adalah seseorang yang memiliki sifat kejiwaan tertentu yang dapat memengaruhi aktivitas di tempat kerja secara buruk.

4. Memprediksi Performa Seorang Kandidat ketika Bekerja

Psikotes sejatinya adalah sebuah tes yang dapat memberikan gambaran mengenai performa seorang kandidat nantinya ketika sudah mulai bekerja. Psikotes bahkan dapat menggambarkan bagaimana seseorang menghadapi kondisi yang penuh tekanan dan tetap bisa bekerja dengan baik dalam kondisi tersebut.

Dengan memprediksi performa seorang kandidat melalui psikotes, rekruter dapat memperkirakan produktivitas kandidat ini dan turnover karyawan nantinya.

5. Mengetahui Psikodinamika Kandidat

Psikodinamika adalah dasar teori psikologi, atau teori kepribadian, yang dapat menganalisis dasar-dasar kepribadian seseorang secara tepat. Psikodinamika ini mencakup penelitian yang berporos tidak hanya seputar kepribadian seseorang. Hal ini juga meliputi perasaan dan emosi mereka terutama dalam menghadapi suatu masalah atau tantangan. Nah, psikotes adalah sebuah cara yang dapat digunakan perusahaan untuk memahami psikodinamika kandidat, sehingga mereka nanti dapat merekrut calon karyawan yang paling sesuai.

Bagaimana Prosedur Psikotes?

Secara umum, psikotes dibagi ke dalam beberapa tahapan berikut ini : 

  • tahap wawancara 
  •  tes IQ atau kecerdasan
  • tes grafis
  • focus group discussion (FGD)

Jenis Soal Psikotes Kerja

1. Analog Verbal Test

Soal psikotes ini berfungsi untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam menghadapi suatu masalah. Bagaimana orang tersebut melihat sebab dan akibat.

Biasanya soal tes ini sebanyak 40 butir dengan berbagai analog, sinonim, dan antonim dari sebuah kata.

2. Logika Algoritma

Dalam tes ini akan disajikan deretan angka yang memiliki pola. Polanya dapat berupa urutan, loncatan, atau pengelompokan secara berurutan

Angka-angka tersebut dapat dipecahkan melalui penjumlahan, perkalian, pengurangan, pembagian, persentase, dan sebagainya. Tes penalaran logika algoritma ini berfungsi untuk mengetahui kemampuan dalam menganalisis suatu pola tertentu.

3. Logika Penalaran

Tes logika penalaran ini berfungsi untuk mengukur kemampuan dalam menganalisis permasalahan dan kecepatan dalam mengambil keputusan.

Soal psikotes ini memiliki konsep yang sama dengan logika algoritma. Perbedaannya adalah pada tes ini menggunakan gambar 2 dimensi atau 3 dimensi.

4. Kraepelin/Pauli

Tes ini juga dikenal dengan nama tes koran. Pada tes ini peserta akan diminta untuk melakukan penghitungan terhadap angka-angka yang disusun secara vertikal.

Tes Kraepelin/Pauli bertujuan untuk melihat kecepatan, konsistensi, dan ketelitian.

5. EPPS

Kepanjangan dari EPPS adalah Edward Personal Preference Schedule. jenis soal psikotes ini berfungsi untuk menilai kepribadian dan karakter kamu. Tidak ada yang benar dan salah dalam jawaban ini.

6. Army Alpha Intelegence

Tes ini terdiri dari soal kombinasi dari angka dan kombinasi. Pada tes ini, biasanya soal yang satu dengan soal yang lainnya berkaitan.

Para Penguji biasanya hanya memberikan instruksi sekali saja. Maka dari itu, kamu harus teliti dalam mengerjakan soal ini.

Soal psikotes ini berfungsi untuk mengukur kemampuan daya tangkap, memahami perintah, dan melaksanakan perintah.

7. Draw A Man

Jenis soal psikotes satu ini berfungsi untuk mengetahui seberapa percaya diri, stabilitas, dan tanggung jawab seseorang dalam bekerja.

Dalam tes ini peserta akan diminta untuk menggambar seseorang dan mendeskripsikannya secara detail.

8. Tes Wartegg

Penemu tes Wartegg adalah Ehrig Wartegg. Pada tes ini peserta akan menemukan soal psikotes dengan berbagai 8 pola kotak yang berbeda. Peserta akan diminta untuk sesuai dengan imajinasi kalian dengan pola tersebut. Tes ini berfungsi untuk mengukur kemampuan peserta dalam menyelesaikan masalah , beradaptasi, dan keuletan.

Kebutuhan Perusahaan Setelah Tahap Seleksi Karyawan Terpenuhi

Setelah tahap seleksi karyawan dalam psikotes kerja telah terpenuhi, maka perusahaan juga wajib memiliki sarana penunjang lain untuk memajukan bisnisnya.

Sarana tersebut bisa berupa platform aplikasi yang menawarkan kemudahan agar selalu terhubung dengan customer selama 24 jam nonstop secara mudah dan efisien.

Qiscus yang telah memiliki fitur multichannel chat dan WhatsApp API akan memudahkan Anda untuk lebih dekat dengan customer. Bahkan dengan mengandalkan fitur chatbot yang terintegrasi dengan robolabs, Anda akan serasa memiliki asisten pribadi setiap hari non stop.

Dapatkan informasi selengkapnya tentang Qiscus di sini, dan segeralah bergabung dengan kami sekarang juga.

Baca juga: Panduan Rekrutmen Karyawan [Bagian 1]: Cara Seleksi Karyawan

Baca juga: Panduan Rekrutmen Karyawan [Bagian 3] : Aturan Probation

You May Also Like