Pernahkah Anda merasa bahwa peran Anda sebagai manajer customer service terasa seperti juggling antara strategi bisnis, target kepuasan pelanggan, dan performa tim? Anda tidak sendiri. Banyak manajer di posisi serupa seringkali kewalahan karena tuntutan peran yang luas namun seringkali kurang terdokumentasi dengan jelas.
Pada artikel ini, Anda akan diajak menggali tugas manajer customer service, memahami skill yang wajib dimiliki, dan mengembangkan sudut pandang baru yang lebih strategis terhadap peran Anda.
Apa itu Manajer Customer Service
Manajer customer service adalah aktor kunci dalam ekosistem layanan pelanggan. Ia bukan hanya sekadar atasan bagi agen-agen customer service, tetapi merupakan penggerak utama strategi pengalaman pelanggan. Individu pada posisi ini bertanggung jawab penuh untuk mengelola, mengarahkan, dan mengembangkan seluruh aktivitas layanan pelanggan di dalam organisasi—mulai dari penyusunan SOP, pengelolaan teknologi, membagi tugas customer service, hingga pembinaan tim.
Lebih dari sekadar mengatur operasional harian, manajer customer service adalah jembatan strategis antara pelanggan dan bisnis. Ia menjadi titik temu antara ekspektasi pelanggan dan kemampuan perusahaan untuk memenuhinya. Di sinilah pentingnya memiliki mindset bahwa layanan pelanggan bukan hanya urusan respon cepat, tetapi juga pengalaman yang konsisten dan bermakna di semua touchpoint.
Skill Manajer Customer Service
Sebelum mengupas lebih jauh tentang tugas manajer customer service, penting untuk memahami keterampilan inti yang harus dimiliki untuk menunjang kinerja secara strategis. Skill ini bukan hanya bersifat teknis, tetapi juga mencerminkan kapasitas kepemimpinan dan kemampuan adaptasi terhadap dinamika pelanggan dan bisnis.
1. Kepemimpinan Adaptif
Kepemimpinan adaptif adalah kemampuan untuk menyesuaikan gaya memimpin sesuai dengan karakteristik tim dan tantangan yang dihadapi. Dalam konteks customer service, manajer tidak hanya memimpin tim yang terdiri dari berbagai generasi, tetapi juga harus mengelola komunikasi dan proses kerja lintas kanal komunikasi dengan tantangan dan ekspektasi yang berbeda-beda.
Seorang manajer yang memiliki kepemimpinan adaptif akan mampu membangun kepercayaan, memberikan ruang inovasi, dan mendorong produktivitas tanpa menciptakan tekanan yang tidak sehat. Ia tahu kapan harus bersikap direktif, dan kapan memberi otonomi lebih pada tim.
2. Kemampuan Analisis Data
Seorang manajer customer service wajib memiliki kemampuan membaca, menganalisis, dan menginterpretasi metrik layanan seperti CSAT (Customer Satisfaction Score), NPS (Net Promoter Score), response time, first contact resolution (FCR), dan tingkat eskalasi. Metrik-metrik ini tidak hanya memberikan gambaran performa tim, tetapi juga mengungkap insight penting tentang pengalaman pelanggan.
Dengan kemampuan analisis data yang baik, manajer dapat menyusun strategi yang lebih tepat sasaran—mulai dari perbaikan SOP, pelatihan agen, hingga penerapan teknologi baru. Data juga membantu dalam mengkomunikasikan nilai layanan kepada level eksekutif, menjadikannya dasar yang kuat untuk permintaan anggaran, pengembangan sistem, maupun optimalisasi proses kerja.
3. Komunikasi Strategis
Seorang manajer customer service harus mampu menyampaikan visi layanan dan nilai-nilai perusahaan kepada tim secara konsisten dan inspiratif. Tanpa komunikasi yang jelas dan strategis, mudah terjadi kesalahpahaman yang berdampak pada kualitas layanan.
Selain itu, manajer juga berperan sebagai penyambung lidah pelanggan ke dalam organisasi. Feedback pelanggan harus dikomunikasikan secara objektif dan konstruktif kepada tim produk, marketing, dan manajemen. Komunikasi yang strategis memungkinkan perusahaan berinovasi berdasarkan suara pelanggan, bukan asumsi internal semata.
4. Pemahaman Teknologi
Pemahaman manajer customer service terhadap perkembangan teknologi membantu manajer memilih solusi yang paling sesuai dengan kebutuhan tim dan pelanggan. Selain itu, teknologi bukan hanya soal efisiensi. Pemanfaatan teknologi yang tepat dapat meningkatkan kecepatan layanan, personalisasi interaksi, dan konsistensi pengalaman pelanggan di berbagai kanal.
Dengan memahami teknologi, manajer juga lebih mudah mengkomunikasikan kebutuhan integrasi kepada tim IT atau vendor eksternal secara lebih akurat dan strategis.
5. Empati dan Problem Solving
Manajer customer service harus mampu memahami sisi emosional pelanggan, terutama saat pelanggan mengalami frustasi atau kekecewaan. Empati menjadi kunci dalam menjaga hubungan jangka panjang dengan pelanggan, dan dalam menciptakan budaya kerja yang lebih manusiawi dalam tim.
Namun empati saja tidak cukup. Harus dibarengi dengan kemampuan problem solving yang sistematis. Manajer yang andal akan mengajarkan timnya untuk tidak hanya menyelesaikan masalah di permukaan, tetapi juga mengidentifikasi akar masalah dan mencari solusi jangka panjang yang mencegah kejadian serupa terulang.
10 Tugas Manajer Customer Service
Apa sebenarnya tugas manajer customer service? Manajer customer service bertugas pada kesuksesan layanan pelanggan secara keseluruhan. Kesuksesan tersebut tentunya tidak bisa dilakukan tanpa tugas atau aksi spesifik. Berikut ini tugas manajer customer service yang lebih mendetail.
1. Merekrut Agen Customer Service Baru
Manajer customer service bertugas menyusun kriteria perekrutan, menyaring kandidat, hingga melakukan wawancara dan penilaian potensi agen. Tujuannya adalah memilih individu yang tidak hanya memenuhi kualifikasi teknis, tetapi juga memiliki empati, kemampuan komunikasi, dan kesiapan menghadapi tekanan pelanggan.
Keberhasilan dalam rekrutmen akan berdampak langsung pada kualitas layanan jangka panjang. Dengan merekrut talenta yang tepat sejak awal, manajer dapat menghemat biaya pelatihan ulang dan meminimalkan risiko turnover. Proses ini juga menjadi peluang untuk menyelaraskan nilai-nilai perusahaan dengan karakter calon agen.
2. Menetapkan SOP Customer Service
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah pedoman kerja utama tim customer service. Manajer bertugas menyusun, memverifikasi, dan memastikan bahwa SOP mencerminkan kualitas layanan yang diinginkan perusahaan—mulai dari waktu respons, gaya komunikasi, hingga langkah penyelesaian keluhan. Tanpa SOP yang jelas, agen akan bekerja berdasarkan interpretasi pribadi yang bisa mengakibatkan inkonsistensi layanan.
SOP juga menjadi dasar dalam pelatihan, evaluasi, dan eskalasi masalah. Ketika SOP tersusun dengan baik dan terus diperbarui sesuai dinamika pelanggan, tim akan lebih percaya diri dalam mengambil keputusan dan bertindak.
3. Menetapkan Tujuan Customer Service
Tujuan atau objektif customer service yang jelas sangat penting agar setiap agen memahami arah dan ekspektasi kinerja mereka. Tugas manajer customer service adalah menyusun sasaran layanan yang terukur—baik secara kuantitatif (misalnya CSAT, response time, atau FCR) maupun kualitatif (misalnya peningkatan empati dalam interaksi).
Tujuan ini tidak hanya untuk perusahaan, tetapi juga untuk pengembangan individu dalam tim. Manajer yang mampu mengkomunikasikan tujuan secara konsisten akan menciptakan budaya kerja yang fokus, kolaboratif, dan kompetitif secara sehat.

Qiscus Survey memungkinkan perusahaan mengumpulkan data CSAT dan NPS langsung dari pelanggan setelah interaksi selesai, menjadikan proses evaluasi lebih akurat dan terukur. Integrasikan dengan WhatsApp Business API untuk kemudahan broadcast pesan kepada pelanggan dengan open rate yang tinggi.
4. Mengawasi Operasional Harian Tim
Manajer customer service harus memiliki visibilitas penuh terhadap operasional tim setiap hari. Mereka harus dapat melihat volume tiket, antrean pesan dari berbagai channel seperti WhatsApp dan Instagram, serta memantau interaksi yang belum terselesaikan.

Fitur analytic real-time dari Qiscus Omnichannel Chat memungkinkan manajer melihat aktivitas setiap agen secara langsung. Dari dashboard, manajer bisa mendeteksi overload, mendistribusikan ulang tiket secara otomatis, atau mengaktifkan chatbot untuk mengurai antrian.
5. Melaporkan Kinerja Departemen pada Manajerial
Manajer customer service harus mampu menerjemahkan data operasional menjadi laporan yang mudah dipahami oleh manajemen tingkat atas. Laporan ini mencakup metrik layanan, tren umpan balik pelanggan, hambatan operasional, hingga rekomendasi perbaikan. Penyampaian yang strategis akan mempengaruhi keputusan bisnis jangka panjang.
Selain itu, laporan ini berfungsi sebagai alat komunikasi dua arah. Dari sisi manajemen, mereka bisa memahami tantangan nyata di lapangan; dari sisi manajer, ini adalah kesempatan untuk mengadvokasi kebutuhan tim—baik dalam hal sumber daya, pelatihan, atau teknologi pendukung.
6. Analisis Data untuk Mengukur Kinerja
Manajer bertugas menganalisis metrik seperti waktu rata-rata tanggapan, durasi penyelesaian masalah, volume tiket, hingga tingkat kepuasan pelanggan. Dari data tersebut, manajer bisa menilai efektivitas strategi dan mendeteksi potensi masalah sebelum berdampak besar.
Dengan kemampuan analisis yang tajam, manajer juga bisa mengidentifikasi peluang peningkatan layanan, seperti mempercepat proses dengan chatbot atau mengatur ulang shift kerja untuk memaksimalkan respon. Data membuat manajer lebih proaktif, bukan reaktif, dalam mengelola tim dan menciptakan pengalaman pelanggan yang unggul.
7. Meminimalisir Burn Out Agen
Manajer customer service bertanggung jawab mengidentifikasi tanda-tanda awal burn out pada agen, seperti penurunan performa, keluhan emosional, atau absensi yang meningkat. Upaya ini harus dilakukan secara empatik dan preventif.
Beberapa pendekatan strategis termasuk rotasi tugas, pemberian waktu istirahat yang proporsional, hingga penyediaan ruang konsultasi atau sesi evaluasi berkala. Ketika agen merasa didengar dan dilindungi, loyalitas dan produktivitas mereka pun meningkat. Manajer yang berhasil menjaga kesehatan mental tim akan menciptakan layanan pelanggan yang lebih stabil dan berkualitas tinggi.
8. Membangun Budaya Customer Centric
Budaya kerja yang menempatkan pelanggan di pusat perhatian tidak muncul secara instan—perlu dibentuk secara konsisten oleh manajer. Ini dimulai dari memberi contoh bagaimana merespons pelanggan dengan empati, menghargai feedback, dan menjadikan kebutuhan pelanggan sebagai prioritas utama dalam pengambilan keputusan.
Manajer juga harus menanamkan mindset bahwa setiap anggota tim berperan dalam menciptakan pengalaman pelanggan yang luar biasa. Lewat pelatihan, sesi sharing, dan penguatan nilai-nilai kerja, manajer mendorong tim untuk tidak hanya melayani, tapi juga menciptakan dampak positif bagi pelanggan.
9. Penyambung Komunikasi antara Pelanggan dan Perusahaan
Tugas manajer customer service adalah menerima langsung suara pelanggan dan penghubungnya ke internal perusahaan. Feedback, keluhan, hingga saran pelanggan perlu disampaikan ke tim produk, marketing, atau bahkan ke level direksi agar menjadi bagian dari strategi bisnis yang berkelanjutan.
Namun bukan hanya menyampaikan, manajer juga harus mampu memfilter dan merangkai informasi pelanggan dalam bentuk yang konstruktif dan dapat dieksekusi. Dengan begitu, manajer menjadi katalisator perubahan yang berorientasi pelanggan—bukan hanya sekadar ‘penyalur pesan’.
10. Merancang dan Melaksanakan Program Pelatihan
Tugas manajer customer service yang harus dilakukan adalah merancang program pelatihan berkala untuk memastikan tim terus berkembang—baik dalam kemampuan teknis seperti penggunaan tools, maupun soft skills seperti empati dan komunikasi. Pelatihan ini juga menjadi sarana adaptasi terhadap perubahan produk atau kebijakan perusahaan.
Lebih dari sekadar formalitas, pelatihan yang dirancang dengan pendekatan berbasis kebutuhan dan data akan membekali agen untuk menghadapi tantangan di lapangan. Manajer yang konsisten memprioritaskan pengembangan SDM akan membentuk tim yang lebih adaptif, loyal, dan berkinerja tinggi dalam jangka panjang.
Siap Menjadi Nahkoda Layanan Pelanggan Terbaik untuk Tim Anda?
Ketika Anda memahami secara menyeluruh 10 tugas utama manajer customer service, Anda tidak hanya memimpin tim operasional—Anda membentuk masa depan perusahaan melalui layanan yang adaptif, responsif, dan customer-centric. Terlebih lagi, dengan dukungan solusi teknologi seperti Qiscus Omnichannel Chat, Anda dapat meningkatkan efisiensi, memperkuat komunikasi pelanggan, dan mengoptimalkan kinerja tim secara berkelanjutan.
Kami menyediakan solusi yang sudah digunakan oleh ratusan perusahaan untuk menyederhanakan komunikasi pelanggan, mempercepat waktu respons, dan meningkatkan kepuasan pelanggan secara signifikan. Hubungi Qiscus sekarang untuk membangun layanan pelanggan jempolan.