Ketika membuat sebuah produk, sebagai pihak produsen tentu Anda tidak mau kehilangan investasi secara sia-sia. Oleh karena itu, agar produk selalu diminati dan dilirik di pasaran, Anda membutuhkan manajemen perancangan produk yang baik.
Banyak hal yang harus dipertimbangkan ketika melakukan perancangan produk. Di bawah ini akan kita bahas tahapan apa saja yang diperlukan untuk merancang sebuah produk baru yang laku di pasaran.
Tahapan Perancangan Produk
Untuk membuat sebuah produk biasanya kita akan melewati tahap-tahap sebagai berikut:
1. Cetuskan Ide-Ide Kreatif
Langkah pertama untuk perancangan produk yang unik dan bermanfaat adalah dengan mencetuskan ide. Pertimbangkan bidang keahlian Anda—apa yang paling Anda minati dan paling Anda ketahui? Untuk menciptakan sesuatu dari awal hingga akhir, Anda harus berfokus pada bidang keahlian. Jika tidak, Anda hanya akan memiliki ide hebat tetapi tidak tahu cara mewujudkannya.
2. Lakukan Market Research dan Feasibility Study
Market research dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market research ini bisa didapatkan produk seperti apa yang konsumen butuhkan atau inginkan.
3. Penuhi Customer Expectation
Customer expectation atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai ekspektasi pelanggan, adalah proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan keluar dari masalah yang didiskusikan. Dari proses berdiskusi ini akan didapatkan garis besar barang yang akan dibuat, cara kerja, komponen yang akan dipakai, dan lain sebagainya.
Baca juga: Simak Detail Fungsi dan 5 Strategi Supply Chain Management
4. Tentukan Tujuan dan Batasan Produk
Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam proses perancangan produk tersebut yang akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. Konsumen tentu saja menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam produk tersebut sepadan dengan biaya yang dikeluarkannya (reasonable price). Tentu saja market research diperlukan untuk mengetahui selera pasar. Dari menentukan tujuan dan batasan ini kita memperoleh spesifikasi komponen-komponen dan material apa saja yang akan dipakai.
5. Menggambar Produk
Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponen-komponen yang sudah ditentukan dalam tahap-2 di atas, kita akan mendapatkan ilustrasi produk jadi. Produk bisa digambar dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, biasanya gambar 3 dimensi lebih mudah dimengerti oleh sebagian besar orang. Merancang produk dalam 3 dimensi bisa dilakukan dengan menggunakan software SolidWorks, Inventor, Catia dll.
6. Review Produk
Produk review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada rancangan yang sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan melihat gambar produk biasanya lebih mudah berkembang daripada hanya membayangkannya saja. Pada tahap ini kembali dilakukan brainstorming untuk mendapatkan hasil yang optimal dan meminimalisir masalah yang akan timbul ketika produksi masal nanti. Pada tahap ini pula biasanya produk yang sedang dirancang perlu dibenahi disana-sini.
7. Membuat Prototype/Sample/Contoh
Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan berbagai cara. Untuk produk-produk dari resin bisa dimodelkan dengan mesin rapid prototyping, desain body mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah liat khusus, kardus pembungkus produk bisa dibuat dengan tangan. Untuk produk-produk yang sudah umum tidak perlu sampai membuat sample barangnya (produk-produk dari besi), namun memerlukan ketelitian dalam menggambar dan tidak boleh ada kesalahan gambar yang bisa berakibat fatal: barang reject.
8. Lakukan Uji Coba
Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini benar-benar handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu, ditekan, dijatuhkan, dan lain-lain. Produsen telepon seluler seperti nokia memiliki mesin khusus untuk menguji ponsel-ponsel buatan mereka supaya tahan terhadap bantingan. Jika ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan tentu saja produk tersebut perlu didesain ulang (kembali ke tahap 3). Hal-hal yang memuaskan tentu saja harus dilihat dari sudut pandang konsumen, bukan produsen. Begitulah produsen-produsen besar saat ini mengkaji terus menerus produk mereka agar nama produk yang mereka buat tetap terjaga.
Baca juga: 4 Tips Mudah Menjadi Perusahaan Ramah Lingkungan
9. Produksi Massal
Dalam produksi massal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak sampai menerima barang yang rusak.
10. Beri Garansi
Garansi adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang membuat produk tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada barang tersebut. Banyak konsumen yang lebih memilih membayar agak lebih mahal untuk mendapatkan garansi dan ketenangan dalam pemakaian produk.
Salah satu kunci utama agar bisa menyusun strategi kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dan membuat perancangan produk yang tepat adalah dengan terlebih dahulu memahami ekspektasi pelanggan terhadap distributor. Hal ini diperlukan agar Anda bisa memberikan pelayanan yang optimal untuk menunjang kepuasan pelanggan terhadap kinerja Anda.
Dengan layanan Qiscus, saat ini Anda bahkan bisa terhubung secara cepat dan mudah dengan customer Anda. Anda bahkan bisa meningkatkan responsivitas pelayanan dengan akses Qiscus Multichannel Chat melalui website dan aplikasi mobile kapanpun dan dimanapun.
Anda juga bisa memberikan customer experience yang berkesan dengan layanan customer service yang terbaik melalui Qiscus Multichannel Chat. Selain itu Anda juga dapat memiliki data dan analitik lengkap tentang keinginan pelanggan terhadap usaha Anda. Tunggu apalagi, segera bergabung dengan Qiscus dan dapatkan informasi lengkapnya di sini.
Baca juga: Tips Marketing Jitu [Bagian 1]: Cara Memahami Customer
Baca juga: Tips Marketing Jitu [Bagian 3]: Strategi Digital Marketing